Wanita Berpeluang Melahirkan Bayi Kembar karena pengaruh makanan

Selasa, 22 Maret 2011

Ternyata wanita berpeluang melahirkan bayi kembar salah satunya adalah pengaruh dari makanannya, saya dapatkan artikel ini dari salah seorang teman saya yang menjadi dosen di sebuah Akademi Kebidanan di kota saya, sebut saja namanya Ummi Kulsum, S.SiT ( nama sebenarnya ) MySpace
 Seorang ahli kebidanan yang terkenal karena perhatian dan penelitiannya terhadap
kehamilan yang melahirkan anak-anak kembar telah menemukan bahwa  perubahan jenis makanan dapat
mempengaruhi peluang wanita untuk melahirkan anak-anak kembar,  dan  kemungkinan paling besarnya ditentukan oleh
gabungan  jenis makanan dan keturunan.
Dengan memperbandingkan tingkat kelahiran kembar dari para wanita yang hanya mengkonsumsi sayuran dan tidaknmemakan produk hewan dengan mereka yang mengkonsumsi produk hewan, Gary Steinman, MD, PhD, seorang dokter yang bertugas di Long Island Jewish (LIJ) Medical Center di New Hyde Park, NY menemukan bahwa para wanita yang mengkonsumsi produk hewan, terutama sekali jenis keju/susu,  punya kemungkinan lima kali lebih besar untuk melahirkan anak kembar. Penelitian tersebut diterbitkan dalam Journal of Reproductive Medicine terbitan bulan Mei 2006, yang dirilis pada tanggal 20.Semacam > alat bedah kecil yang baru-baru ini dikeluarkan menyebabkan Dr. Steinman memberikan komentarnya mengenai pengaruh-pengaruh makanan atas kelahiran kembar dalam jurnal terbitan tanggal 6 Mei. Yang bertanggung jawab dalam kaitan dengan hal ini mungkin faktor pertumbuhan seperti
insulin/insuline-like factor (IGF), sejenis protein yang dikeluarkan dari hati hewan – termasuk juga manusia
– sebagai reaksi terhadap hormon pertumbuhan, beredar dalam darah dan masuk ke dalam susu hewan.  IGF
meningkatkan kepekaan  indung telur terhadap kantung rambut yang merangsang hormon, yang dengannya
meningkatkan  ovulasi.  Beberapa penelitian juga mengisyaratkan bahwa IGF mungkin membantu janin untuk bertahan hidup pada tahan-tahap awal perkembangannya.  Pemusatan IGF dalam darah kira-kira 13 persen lebih rendah pada wanita yang tidak mengkonsumsi produk hewan dibandingkan pada wanita yang mengkonsumsinya.Tingkat kelahiran kembar di Amerika Serikat telah sangat jauh meningkat semenjak tahun 1975, di sekitar saat-saat diperkenalkannya reproduksi yang dibantu teknologi (ART).   Penundaan kehamilan yang direncanakan telah pula memberikan kontribusi kepada meningkatnya kehamilan kembar, karena para wanita yang telah agak tua usianya lebih mungkin melahirkan anak-anak kembar meskipun tanpa  bantuan teknologi (ART) dalam proses reproduksinya.Sekalipun demikian, terus meningkatnya jumlah kelahiran kembar sampai tahun-tahun 1990-an, mungkin juga merupakan akibat dari diperkenalkannya pengobatan pertumbuhan hormon sapi untuk memperbanyak jumlah produksi  susu dan dagingnya,”  demikian kata Dr. Steinman. Dalam penelitiannya yang sekarang, ketika Dr. Steinman membandingkan tingkat kelahiran kembar dari wanita yang mengkonsumsi makanan yang tidak diubah-ubah, sayuran dengan keju dan susu, serta  makan tanpa produk hewan, dia menemukan bahwa para wanita yang hanya makan sayuran mempunyai kemungkinan beranak kembar 1/5 kali dari wanita yang biasanya menyertakan susu dalam
makanan mereka.Sebagai tambahan terhadap pengaruh  makanan kepada tingkat IGF, ada kaitan faktor keturunan pada sejumlah kelompok hewan, termasuk juga manusia.   Dalam lingkungan ternak,  wilayah dari sistem keturunan yang menentukan tingkat kelahiran kembar diketahui sangat mirip dengan plasma keturunan IGF. Para peneliti telah menemukan melalui kajian-kajian populasi dalam jumlah besar dari para wanita Afrika-Amerika, Kaukasia dan Asia bahwa tingkat  darah IGF paling besar adalah pada wanita-wanita Afrika-Amerika, dan yang paling rendah pada para wanita Asia.  Sebagian wanita diperogramkan secara genetis untuk  membuat lebih banyak IGF dibandingkan yang lain.
Tingkat kelahiran kembar dalam kelompok demografis ini menyamai tingkat IGF.Penelitian ini menunjukkan untuk yang pertama kali bahwa kemungkinnan untuk melahirkan  anak-anak kembar dipengaruhi baik oleh faktor keturunan maupun lingkungan, atau dalam kata lain, dipengaruhi oleh yang bersifat alamiah dan pengaturan  makanan dan lain-lain” demikian menurut Dr. Steinman.  Penemuan-penemuan ini mirip dengan yang telah diketahui oleh para peneliti lain perihal sapi, yaitu bahwa peluang seorang wanita untuk melahirkan anak kembar  agaknya saling berkaitan secara langusng dengan tingkat darah pada faktor pertumbahan  seperti insulin.”Karena waktu kehamilan ganda lebih rentan mengalami kesulitan seperti kelahirran dini, cacad bawaan dan tekanan darah tinggi karena hamil dibandingkan dengan kehamilan tunggal, maka penemuan-penemuan dari penelitian ini mengisyaratkan bahwa para wanita yang ingin hamil mungkin mempertimbangkan untuk mengganti konsumsi daging dan produk hewan seperti susu dan keju dengan sumber-sumber protein yang lain, terutama sekali di negara-negara yang membolehkan pemberian hormon pertumbuhan kepada hewan ternak,”  demikian menurut Dr. Steinman.Dr. Steinman telah mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan atau memberikan kontribusi kepada kelahiran kembar semenjak dia membicarakan mengenai
pasangan kembar empat yang jarang sekali terjadi pada tahun 1997 di LIJ Medical Center.   Penelitiannya yang paling akhir yang diterbitkan dalam Journal of Reproductive Medicine on Fraternal, or Dizygotic bulan ini,  masalah kelahiran kembar merupakan bagian ketujuh dari suatu seri.  Enam penelitian lainnya, yang diterbitkan dalam jurnal yang sama, dipusatkan pada masalah kelahiran kembar sejenis atau monozygotic.  Sebagian penemuan-penemuannya ini diringkaskan seperti di bawah ini.Penelitian-penelitian Kelahiran Kembar Sebelumnya.Dr. Steinman menemukan bahwa para wanita yang hamil selagi mereka menyusui  mempunyai kemungkinan sembilan kali lebih besar untuk mengandung anak kembar dibandingkan dengan wanita yang tidak sedang menyusui pada saat hamil.  Dia juga membenarkan penemuan-penemuan orang lain bahwa pasangan kembar sejenis lebih sering berjenis kelamin perempuan dibandingkan laki-laki, terutama sekali dalam pasangan gabungan,  dan bahwa pasangan kembar  monozygotic lebih mungkin keguguran dibandingkan pasangan dizygotic.  Dr. Steinman juga menemukan bukti melalui analisis sidik jari bahwa pada saat jumlah janin bertambah dalam pasangan monozygotic, maka meningkat pula perubahan fisik di antara
mereka.  Dalam penelitiannya paling akhir mengenai mekanisme  kelahiran kembar sebelum penelitian yang baru, Dr. Steinman membenarkan bahwa penggunaan  metoda Vitro Fertilization (IVF)  meningkatkan terjadinya kelahiran kembar monozygotric -  dimana pengalihan dan/atau  implantasi/penanaman dua embrio menghasilkan tiga bayi  - dan dia mengusulkan penambahan lebih banyak kalsium atau pengurangan campuran  ethylenediamine tetraacetic acid (EDTA) dalam media inkubasi  IVF mungkin mengurangi kesulitan yang tidak diinginkan.




Baca juga artikel dibawah ini

Next Prev