Pengorbanan Ibu

Selasa, 22 Maret 2011

Saya punya cerita dari teman untuk renungan kita, betapa besarnya pengorbanan orang tua kita untuk kebahagiaan kita, khususnya ibu, jadi jangan pernah melawan orang tua.
berikut ceritanya..

Cerita bermula pada waktu aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak perempuan yang terlahir disebuah keluasrga yang sangat miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan, ketika makan ibu sering memberikan bagian nasinya untukku, sambil memindahkan nasi kedalam piring mungilku,ibu berkata:”makanlah nak…aku tidak lapar”  KEBOHONGAN IBU PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing dikolam dekat rumah, ibu berharap ikan dari hasil pancingan, ia dapat memberikan sedikit makanan bergizi untuk pertumbuhan, sepulang memancing ibu membuat sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku makan sup ikan itu, ibu duduk disamping kami dan memakan sisa daging ikan yang menempel ditulang yabg merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan, aku melihat ibu seperti itu hatiku sangat tersentuh, lalu dengan menggunakan sendokku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ibu berkata:”Makanlah nak…aku tidak suka makan ikan.”  KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang aku sudah masuk sekolah menengah, demi membiayai sekolah adikku dan diriku, ibu pergi kekoperasi untuk membawa hasil sulamannya untuk dijual, dan hasilnya itu menghasilkan sedikit uang untuk menutupi kepentingan hidup keluarga kami, dikala musim penghujan telah tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya. Aku berkata:”Ibu tidurlah..sudah malam, besok pagi ibu harus kerja.”Ibu tersenyum dan berkata:”Cepatlah tidur, nak..aku belum capek.”  KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari. Ibu yang tegar dan gigih menungguku dibawah terik matahari selama beberapa jam.Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian telah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menunagkan TEA yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. TEA yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kenta. Melihat ibu yang dibanjiri pelih, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata:”Minumlah nak,aku tidak haus.”  KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit yang berkepanjangan, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang dengan pekerjaan beliau yang dulu, dia harus membiayai keperluan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita semakin suah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah. Ada seseorang yang baik hati yang tinggal dekat rumahku pun ikut membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil.tetangga yang berada disebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsaranya, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan perintah mereka, ibu berkata:”Ibu tidak butuh cinta, nak..”  KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah aku, kakakku semuanya telah tamat sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya untuk pensiun, tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi kepasar setiap pergi jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, kakakku yang bekerja diluar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu berkerastidak mau menerimanya, malahan mengirim baik uang tersebut. Ibu berkata:”Saya ada duit.” KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus SMA aku pun melanjutkan studi ku dan kemudian memperoleh gelar master disebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa. Akhirnya aku mendapatkan pekerjaan juga, dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud bermaksud membawa untuk menikmati hidup di Amerika, tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau menyusahkan anaknya, ia berkata:”Aku tak biasa hidup di negara orang”  KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker usus, dan harus dirawat dirumah saki, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik terus segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku yang melihat ibu yang tebaring lemah diranjang setelah menjalani pembedahan. Ibu yang sngat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar diwajah terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya, terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menggerogoti tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemas dan kurus kering, aku menatap ibuku sambil berlinang air mata…hatiku perih…sakit sekali melihat ibuku dalam keadaan yang sangat menyedihkan. Tetapi ibuku dengan tegar berkata:”Jangan menangis anakku,.. ibu tidak sakit”.  KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN

Setelah mengucapkan kebohongan yang ke kedapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk selamanya….

Dari cerita diatas, saya percaya teman teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan TERIMAKASIH BU….coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah dan ibu kita?? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita?ditengah-tengah aktifitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lia akan ayah dan ibu yang ada dirumah. Jika dibandingkan dengan pasangan kita, risau, apakah dia sudah makan atau belum, risau, apakah dia bahagia bila dia disamping kita. Namun apakah kita semua pernah merisaukan kabar dari orang tua kita?risau.. apakah orang tua kita sedah bahagia atau belum?risau apakah orang tua kita sudah bahagia atau belum?apakah ini benar?kalau ya coba kita renungkan kembali lagi….diwaktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas kesempatan untuk membalas budi orang tua kita…lakukan yang terbaik.. jangan sampai ada kata “MENYESAL” DIKEMUDIAN HARI………..



Baca juga artikel dibawah ini

Next Prev