1. | Ukuran sangkar burung. Pilihlah sangkar burung yang besar dan luasnya sesuai dengan jenis dan ukuran burung peliharaan Anda. |
2. | Karateristik burung.
Ada beberapa burung yang badannya kecil, namun sangat aktif bergerak,
terbang atau meloncat-loncat. Untuk jenis burung seperti ini memerlukan
sangkar yang lebih besar. Beberapa burung kadang ada yang suka
mematuk-matuk sangkar, untuk yang seperti ini pilih bahan sangkar yang
lebih kuat. |
3. | Bahan
baku sangkar. Untuk burung berukuran kecil, bisa memilih sangkar yang
terbuat dari bambu. Sedangkan untuk burung berukuran besar, lebih baik
pilih sangkar yang terbuat dari kawat. |
4. | Kekuatan jeruji sangkar.
Jeruji yang baik adalah yang agak lentur tetapi kuat. Jeruji yang
demikian biasanya terbuat dari bambu yang benar-benar tua. Pilih batang
ruji yang tidak terlalu rapat atau terlalu longgar. Jika terlalu
longgar, burung bisa mengoyaknya dengan mudah dan bisa melepaskan diri.
Jika terlalu rapat, burung tidak bisa melihat keluar sangkar dengan
bebas. Pastikan juga jerujinya telah dihaluskan sehingga tidak melukai
burung. Begitu juga dengan sangkar dari kawat besi, pastikan tidak ada
ujung kawat yang menyembul karena bisa melukai burung. |
5. | Alas sangkar.
Pilih alas yang berukuran agak tebal, bisa dari papan kayu atau
triplek. Sebaiknya jangan menggunakan alas yang agak susah ditarik,
karena menganggu ketenangan burung dan dapat mengakibatkan stres. Karena
itu, pilih laci tempat penampungan kotoran yang mudah dikeluarkan.
Dengan demikian, sewaktu-waktu kita membersihkan kotorannya, burung tak
merasa terganggu. Perhatikan juga jarak antara alas kotoran dan alas
berpijak burung. Jarak yang terlalu dekat antara alas kotoran dan dasar
tempat berpijak, kurang baik bagi kesehatan burung. Sebab tidak jarang
pakan yang jatuh dan terkena kotoran burung masih dipatuk lagi. Padahal
pakan yang jatuh tadi sudah kotor. Belum lagi kalau burung turun,
jari-jari kakinya bisa terkena kotoran yang bisa menimbulkan jamur kaki. |
6. | Batang/tangkringan bertengger.
Piling batang tempat burung bertengger dari kayu yang kuat dengan
ukuran agak tebal dan tidak mudah lapuk. Bila sangkar burung agak besar,
berilah tenggeran lebih dari satu, agar burung bisa berpindah-pindah
tempat untuk berkicau sehingga dia tidak bosan. Pasang tangkringan
secara horizontal dengan diameter sesuai dengan ukuran kaki burung.
Jangan lupa, sediakan pula tempat pakan dan tempat air minum di dalam
sangkar. |
7. | Gantungan sangkar.
Harus kuat dan kokoh agar saat burung menggantung tidak mudah copot
atau jebol. Sering terjadi sangkar kelihatan kokoh, tapi ketika
digantungkan tak kuat menahan empasan angin dan akhirnya kayunya patah
dan jatuh. Gantungan yang nampak kokoh dari luar belum tentu kuat.
Karena itu, tidak jarang sangkar jatuh akibat kurang kokohnya gantungan
sangkar. |
8. | Pintu masuk harus cukup lebar.
Pilihlah pintu yang berada di tengah, bukan di bawah. Karena jika di
bawah menyulitkan saat akan memandikan burung selain itu burung bisa
mudah lepas. Selain itu, pilih pintu sangkar yang lancar dibuka dan
ditutup. Bila perlu, carilah pintu yang dapat menutup sendiri. Ini untuk
menghindari pemilik jika lupa menutup pintu. |
9. | Model sangkar.
Untuk sebagian pencinta burung, model sangkar menjadi hal penting
karena bisa memunculkan karakter burung dan pemiliknya. Namun, jika
hanya untuk burung rumahan, atau sangkar harian, sebaiknya membeli
sangkar yang biasa saja. Usahakan agar permukaan sangkar halus dan kuat.
Gunakan sangkar ukir yang mahal saat moment tertentu seperti untuk
kontes burung. |
10. | Corak dan warna sangkar.
Sesuaikan dengan warna burung peliharaan Anda. Jangan sampai warna
burung yang indah tidak kelihatan karena warna sangkar yang lebih
kelihatan mencolok. Ini akan mengurangi pandangan kita dalam menikmati
burung kesayangan. |