Dia berkata, “Wahai anakku, kalaulah nasehat boleh ditinggalkan karena kemuliaan budi dan ketinggian nasab keturunan, maka aku tidak akan menyampaikannya padamu. Namun ia perlu disampaikan untuk mengingatkan orang baik dan menyadarkan yang lalai.
Wahai anakku, jika seorang perempuan bisa melepaskan diri dari laki-laki dengan harta orang tuanya maka aku adalah orang yang paling bisa untuk itu. Tapi, itu tidak mungkin, anakku. Karena perempuan diciptakan untuk laki-laki. Dan sebaliknya, laki-laki diciptakan untuk perempuan.
Wahai anakku, saat ini engkau akan melangkah dari rumah ini, dimana kamu hidup dan dibesarkan. Kamu akan berangkat ke lembah yang belum kamu ketahui sama sekali dan akan ditemani seorang yang tidak pernah kau kenal selama ini.
Makanya, dengarlah pesan-pesanku. Jadilah engkau bagaikan budak baginya, maka dia akan berlaku seperti itu pula untukmu.
Anakku, dengarkanlah, aku akan menyampaikan sepuluh wasiat untukmu. Jagalah wasiat ini. Ia akan menjadi penerang dan bekal bagimu dalam hidup.
- Pertama, setia dan patuhlah padanya.
Kepatuhanmu padanya akan melahirkan keridhaan Tuhan kita Allah Azza wa Jalla.
- Kedua, pakailah dengan apa yang diberinya.
Sikap itu akan melahirkan ketenangan dalam jiwamu.
- Ketiga, peliharalah pandangannya padamu.
Jangan sampai dia melihat padamu sesuatu yang tidak disenanginya.
- Keempat, pelihara penciumannya terhadapmu.
Jangan sampai dia mencium darimu sesuatu yang tidak mengenakkan hidungnya.
- Kelima, Jagalah waktu makannya.
Sesungguhnya rasa lapar itu bagaikan bara yang bisa membakar kapan saja.
- Keenam, jagalah waktu tidurnya.
Sesungguhnya gangguan pada waktu tidur bisa menyulut amarah.
- Ketujuh, jagalah harta dan rumahnya.
Sesungguhnya yang demikian membuatnya menghargaimu.
- Kedelapan, pelihara dan hormatilah anak dan keluarganya.
Sesungguhnya hal itu melatihmu mengatur segala Sesuatu dengan baik.
- Kesembilan, janganlah kamu buka rahasianya.
Jika kamu melakukan itu, maka tidak bisa dijamin dia akan menjaga janjinya padamu.
- Kesepuluh, janganlah kau melanggar perintahnya.
Sesungguhnya yang demikian itu menyulut rasa cemburu dalam hatinya.
Dan perhatikanlah dua perkara.
~ Janganlah kamu menampakkan kebahagiaan padanya jika dia sedang dirundung sedih.
~ Jangan pula engkau menampakkan kesedihan di kala dia berbahagia.
Ketahuilah wahai anakku, sebesar apa penghormatanmu padanya sebesar itu dia akan menyanjungmu. Sejauh mana kamu bisa menyesuaikan pandanganmu dengannya seperti itu pula dia akan setia padamu.
Anak gadisku, sesungguhnya kamu tidak akan mampu melakukan itu semua kecuali jika kamu mampu mendahulukan kerihdaannya atas keinginan pribadimu, dan jika kamu mampu mengedepankan hasratnya atas hasratmu. Semoga Allah Azza wa Jalla melimpahkan kebaikan padamu.
Selamat jalan Anakku.
Baca juga artikel dibawah ini
Renungan
- Penyesalan Yang Terlambat
- Uang Jajan Untuk Pengemis (Bergetar Hati Baca Ini)
- Jika Seorang Istri Menangis
- Hal Yang Susah Diungkapkan Oleh Wanita
- Pengorbanan Istri Yang Tidak Disadari Suami
- Hidup Penuh Pilihan
- Tiga Kata Sederhana Yang Berdampak Positif
- Ungkapan Hati Seorang Ibu
- Bacalah Jika Kamu Sahabatku
- Surat Dari Anak Yang Tidak Diharapkan
- RencanaNya Yang Terbaik
- Kematian Yang Indah
- Dan Yang Inipun Akan Berlalu
- Menghitung Harga Nafas Kita
- Sepuluh Ciri Wanita Shalehah
- Beruntungnya Seorang Wanita
- Bacalah...! dan Menangislah Jika Kamu Ingin Menangis
- Surat Dari Ibu dan Ayah Untuk Anaknya
- Perempuan dipikiran Lelaki
- Ibunda, Mengapa Kau Menangis
- Syair Tangisan Ayah Untuk Anaknya
- Ayah Itu Menakjubkan
- Kasih Sayang Seorang Ibu
- Dibalik Hati Seorang Ayah