Nasehat ini, ia sampaikan ketika melepas putrinya itu menuju rumah suaminya saat dia dinikahkan.
Dia berkata, “Wahai anakku, kalaulah nasehat boleh ditinggalkan karena
kemuliaan budi dan ketinggian nasab keturunan, maka aku tidak akan
menyampaikannya padamu. Namun ia perlu disampaikan untuk mengingatkan
orang baik dan menyadarkan yang lalai.
Wahai anakku, jika
seorang perempuan bisa melepaskan diri dari laki-laki dengan harta orang
tuanya maka aku adalah orang yang paling bisa untuk itu. Tapi, itu
tidak mungkin, anakku. Karena perempuan diciptakan untuk laki-laki. Dan
sebaliknya, laki-laki diciptakan untuk perempuan.
Wahai
anakku, saat ini engkau akan melangkah dari rumah ini, dimana kamu hidup
dan dibesarkan. Kamu akan berangkat ke lembah yang belum kamu ketahui
sama sekali dan akan ditemani seorang yang tidak pernah kau kenal selama
ini.
Langganan:
Postingan (Atom)