Burung Kacer, akhir-akhir ini menjadi primadona para penggemar
kicauan.
Kacer poci yang baik
untuk lomba dan peliharaan. Kenapa kacer poci, bukan kacer jawa, dada
hitam? karena menurut para pakar burung, jenis kacer poci lebih fighter
dari pada kacer jawa.
Berikut ini tips memilih bakalan
kacer poci /kacer dada putih :
1. Bulu kelihatan kering, bersih dan gilap. Artinya kalau kita menjumpai burung kacer dada putih tapi bulunya kurang bernada kering, biasanya kurang flghter.
2. Paruh terlihat lurus, belahannya memanjang hingga ke belakang
sampai mau ke bagian leher atau tenggorokan atau sampai di bawah mata.
Jenis yang seperti ini biasanya memiliki volume yang dahsyat dan
tembus. Jenis yang seperti ini bisa membuka paruh lebih lebar dari yang
belahannya lebih pendek.
3. Mata melotot, seakan-akan mau keluar dari dalam kelopaknya. Mata
yang melotot akan terkesan garang, juga awas dalam mengamati
sekitarnya. Kalau kita menjumpai kacer dada putih yang matanya kurang
melotot, sehingga terlihat lembut dan kalem, bisa diperkirakan si
burung kurang tarung.
4. Postur badan kecil memanjang, tidak pendek.
5. Bagian ekor, kempal atau ngumpul, dan tidak mekar atau membuka.
Cara Penangkarannya :
1. Pemilihan Indukan
Memilih pasangan indukan Kacer perlu pengamatan yang
cermat, karena ada beberapa ekor Kacer yang sulit dijodohkan. Untuk
Kacer betina sebaiknya dipilih minimal berumur enam bulan, sedangkan
yang jantan minimal satu tahun. Untuk Kacer betina sebaiknya dipilih
yang agak jinak namun mempunyai sifat fighter yang cukup tinggi.
Pemilihan indukan betina yang tidak terlalu jinak ini dimaksudkan agar
tidak mengganggu proses pengeraman. Kacer betina yang dipilih juga
sebaiknya merupakan hasil penangkaran atau yang pernah dipelihara sejak
piyik. Pemilihan jantan tidaklah terlalu sulit apalagi kalau jantan
tersebut merupakan burung tangkapan dari alam, karena jika jantan
tersebut merupakan peliharaan dari piyik atau hasil penangkaran,
sebaiknya sang jantan mulai dijodohkan dengan betinanya sejak masih
kecil, hal tersebut dilakukan untuk mempermudah proses penjodohan. Hal
lain yang perlu diperhatikan adalah faktor kesehatan agar proses kawin
tidak mengalami hambatan, sedangkan faktor cacat tubuh pada Kacer tidak
menjadi masalah serius, yang penting tidak mengganggu pada saat proses
reproduksi.
Selain hal tersebut di atas, kita juga bisa merujuk pada
standar pemilihan Kacer untuk lomba, seperti postur tubuh, bentuk
kepala, bentuk paruh dsb. Jadi burung Kacer yang pernah jadi jawara
mempunyai potensi yang cukup baik untuk ditangkarkan, sehingga
diharapkan akan lahir anakan Kacer yang mempunyai kemampuan di atas
rata-rata.
2. Proses Penjodohan
Proses penjodohan bisa dilakukan langsung di kandang
besar, atau dengan pengenalan terlebih dahulu selama sekitar 7-10
hari, namun hal ini bukan menjadi patokan yang baku. Pada kasus yang
lain proses pengenalan bisa sampai dua bulan. Proses pengenalan bisa
dengan cara menggantang sangkar indukan saling berdekatan. Setelah
kira-kira saling tertarik bisa sama-sama dilepas di kandang besar,
namun biasanya sang betina dimasukkan ke kandang besar (penangkaran)
terlebih dahulu dan sang jantan ditaruh di kandang besar tapi masih
dalam sangkar hariannya, baru kemudian selang beberapa hari sang
jantan bisa sama-sama dilepas dalam kandang besar. Beberapa penangkar
sering merasa kesulitan dalam proses penjodohan ini, seringkali salah
satu induknya mati, pada umumnya terjadi pada induk betina karena
diserang oleh pasangannya, namun hal ini bisa dihindari jika kita
sering melakukan pengontrolan terhadap pasangan indukan Kacer kita.
Hal ini terjadi karena salah satunya lebih tinggi birahinya, atau
sifat fighternya. Beberapa solusi yang biasa dipakai adalah dengan
menurunkan porsi EF bagi Kacer yang terlalu birahi atau menambah porsi
EF bagi Kacer yang kurang birahi, intinya adalah berusaha menyamakan
kadar birahi Kacer sehingga akan seimbang. Jika hal tersebut tidak
memecahkan masalah dan salah satu induk masih lebih ganas dibanding
yang lain, sebaiknya segera dicarikan pasangan yang seimbang.
3. Kandang dan Sarang
Kandang
yang digunakan untuk menangkarkan Kacer sebaiknya bentuk tertutup yang
terbuat dari kombinasi tembok tanpa plester di bagian kiri, kanan dan
belakang, rangka kayu serta bagian atas dan depannya menggunakan ram
kawat, bagian atas bisa dibuatkan atap dari asbes. Dinding bata yang
tanpa plester/pelur ini dimaksudkan agar kondisi kelembapan dan suhu
udara lebih stabil. Ukuran yang digunakan cukup variatif mulai dari
ukuran panjang 100 cm sampai 200 cm. Lebar mulai ukuran 90 cm sampai
150 cm. Tinggi mulai ukuran 170 cm sampai 200 cm. Kandang bisa dibuat
di dalam maupun di luar ruangan. Untuk kandang yang diletakkan/dibuat
di dalam ruangan perlu diperhatikan faktor cahaya dan sirkulasi udara.
Pintu kandang bisa dibuat dua buah, satu pintu kecil berukuran lebar 12
cm dan tinggi 12 cm untuk mengontrol makanan dan air minum dan satu
pintu besar berukuran lebar 40 cm dan tinggi 70 cm sebagai akses ke
luar-masuk kandang untuk melakukan pengontrolan.
Kotak/tempat sarang bisa terbuat dari kotak kayu, ukurannya variatif
misalnya dengan ukuran panjang 15 cm, lebar 15 cm dan tinggi 15 cm.
Selain dari kotak kayu, sarang juga bisa dibuat dari potongan batang
pohon kering yang diberi lubang dengan diameter 10 – 12 cm, dengan
kedalaman sekitar 10 – 15 cm dengan dipotong sebelah sisinya agar
memudahkan dalam pengontrolan. Tempat sarang bisa diletakkan di mana
saja, namun berdasarkan pengalaman lebih bagus kalau sarang diletakkan
di sudut belakang sebelah atas, karena lokasi tersebut membuat Kacer
relatif lebih tenang saat mengerami telurnya. Didalam kandang juga
sebaiknya diletakkan/dibuatkan tempat mandi bagi Kacer Bahan sarang
bisa dari bahan yang kering seperti tangkai daun lamtoro, tangkai daun
sengon, sabut kelapa, ijuk pohon aren atau daun cemara. Sebagian bahan
sarang disebar di dasar kandang, sebagian lagi di taruh di tempat
sarang, jika semua bahan ditaruh di tempat sarang, biasanya Kacer
enggan untuk bertelur di sarang. Sekedar tips, untuk memudahkan dalam
proses pembuatan sarang, bisa dibuatkan dua tempat sarang, dengan
lokasi yang berbeda, jika nanti Kacer sudah menentukan pilihannya,
sarang yang tidak dipergunakan bisa dilepas.
Setelah kawin dan membuat sarang, Kacer akan bertelur sebanyak
kira-kira 3 butir dan proses pengeraman membutuhkan waktu 14 hari (dua
minggu). Pengeraman ini dilakukan oleh sang betina.
4. Penyakit
Penyakit yang timbul biasanya menyerang mata, mata
menjadi berair dan piyik tidak mau membuka mata. Penyakit ini bisa
menimpa anakan yang baru menetas sampai berumur satu minggu. Gejala
awalnya biasanya mata bengkak, lalu keluar cairan seperti nanah dan
kadang darah. Meskipun begitu nafsu makan sang anak masih normal,
sehingga pada saatnya ada yang dapat bertahan hidup namun dengan resiko
mata cacat atau ukurannya tidak normal. Pengobatan untuk penyakit mata
yang menyerang Kacer sampai tulisan ini disusun belum ada informasi
yang signifikan yang bisa dijadikan acuan, akan tetapi ada hal yang
bisa dilakukan untuk menghindari atau mencegah penyakit itu tidak
semakin parah adalah membersihkan mata piyikan yang mulai terserang
penyakit secara teratur dengan menggunakan kapas (cotton bud) yang
telah ditetesi obat tetes mata yang biasa digunakan oleh manusia serta
sering menjemur piyikan di bawah sinar matahari.
5. Pakan
Pakan
utama sebaiknya berikan voer yang mempunyai kandungan protein yang
tinggi yakni sekitar 18% - 20%, bisa juga diberikan pellet ikan sebagai
alternatif. Sedangkan EF cukup diberikan 2-3 ekor jangkrik pada pagi
dan sore hari, pada betina bisa diberikan lebih banyak untuk
membantunya agar cepat bertelur. Multivitamin dan probiotik khusus
untuk penangkaran juga perlu diberikan, pemberiannya bisa dilakukan dua
kali dalam seminggu.
6. Perawatan Piyikan
Perawatan anak Kacer yang masih piyik bisa kita
serahkan kepada induknya, tapi bisa juga kita rawat sendiri. Jika kita
rawat maka sang induk berkesempatan untuk bereproduksi lagi. Yang perlu
diperhatikan adalah saat mengambil piyik, harus hati-hati jangan
sampai justru berakibat pada kematian.
Kacer (Copsychus Saularis) merupakan salah satu burung fighter dengan kicauan yang sangat merdu seperti murai batu.
Baca juga artikel dibawah ini